Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mongso kang Nyalawadi

7 Januari 2020   05:36 Diperbarui: 7 Januari 2020   05:38 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cemara ing ngarepku sajak nahan adem
godonge kang landep, madep, lan mantep, nyethether ora isa nggunem
udane mertamu ora mulih-mulih
ngajak crita yen penggalihe langit durung lilih

Akeh perkara kang durung didadekake ukara
kesimpen jroning ati dadi lan patine mala
ndonya, sakjane mung sakdermo
ning menungso, nguber wahyuning rojo brono ora kira-kira

Ratan ing mburiku kebek kalawan banyu
kebetheng ing kono ora bisa mlayu
sakujur lemah njur rengkah
ora sanggup nahan rasa lungkrah

Siji mboko siji, wong-wong pada tangi
ngenteni tekane srengenge kang bisa ngangetake ati
sinambi ngitung pirang taun wis diliwati
congkrah kalawan mongso kang nyalawadi

Bogor, 7 Januari 2020

-----

Musim yang Selalu Berahasia

Cemara di hadapanku terlihat menahan dingin
daunnya yang ditajamkan malam, menggigil dalam diam
hujan datang dan enggan pulang
mengajak bercerita mengenai langit yang masih balam

Banyak perkara yang belum dijadikan aksara
Tersimpan dalam hati dan menjadi bibit malapetaka
dunia, sesungguhnya hanya singgah sementara
namun manusia, melakukan perburuan dengan begitu semena-mena

Halaman belakang nampak sempurna tergenang
airnya terperangkap dalam sekian banyak kenangan
tanah basah membelasah
tak bisa lagi menahan rasa lelah

Satu demi satu, orang-orang dibangunkan waktu
menanti, cahaya matahari yang sanggup menghangatkan hati
sembari menghitung tahun yang berlaluan menaiki anak tangga
berkelahi dengan musim yang selalu penuh dengan rahasia

Bogor, 7 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun