Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bintang dan Rembulan di Langit yang Lengang

6 Januari 2020   20:37 Diperbarui: 6 Januari 2020   20:36 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menemukan kerumunan bintang 
di sisi langit yang terabaikan 
setelah beberapa lama, perhatian hanya tertuju pada senja 
ketika musim dan cuaca, saling bersengketa 
mana yang lebih dulu, berhasil mencintai samudera 

Lalu separuh wajah rembulan 
merekam sisa-sisa hujan 
yang gagal terlahir, tak bisa menjumpai khasanah takdir 
tersangkut di bibir awan, yang basah oleh keinginan 
kemudian menabur kedinginan, di muka bumi yang berantakan 

Itu semua panggung sederhana
bagi katarsis yang sempurna
dari kisah yang menjadi korban romantisnya amnesia
di ujung hikayatnya yang berbisa

Kerumunan bintang menghilang
ditelan oleh waktu luang
saat orang-orang, membicarakan pulang
namun justru tersesat dalam ruang-ruang lengang

Bogor, 6 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun