Kita bisa melihat, kehidupan lewat
berlalu-lalang, seperti migrasi belalang
di musim kebakaran
lalu kita mencatatnya, dalam ingatan
sebagai memori
dan memasangnya sebagai tugu peringatan
memento mori
Kita juga melihat, kematian lewat
dalam senyap, seperti kabut yang melenyap
di pagi hari
begitu cahaya matahari
mengambil alih ruang-ruang senggang
dari halaman yang kesepian
hingga jalanan yang menunggu keramaian
dicatat oleh takdir
sebagai memori terakhir kali
dan menuliskannya dalam nisan yang digrafir
memento mori
Jakarta, 21 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H