Tak ada tempat lain yang lebih baik
dari sungai yang mengalir di bawah atap bukit
untuk menghanyutkan rasa gamang
ketika masa silam berduyun-duyun datang
sambil membawa keranda
untuk mengusung bela sungkawa
seadanya
karena ternyata
sebagian masa silam itu
sungguh berbahaya
Tak ada pengetahuan yang lebih berkesan
dari kota-kota yang membangun perpustakaan
di pinggiran kali
yang telah selesai digali
agar endapan lumpur
tak mengotori retina
orang-orang yang ingin membaca
di mana sebenarnya letak hati yang retak
apakah di rongga dada, atau
di pedalaman benak
Tak ada api yang lebih membakar
daripada pertengkaran antara
iya dan tidak
saat saling memperebutkan keputusan
ketika abu-abu tidak diperkenankan
sebab film hitam putih
lebih jujur dibanding televisi berwarna
yang menipu pemirsa
dengan borjuasi yang memenggal kenyataan
atau berita-berita yang terlalu banyak berdandan
dengan maskara dan lipstick berlebihan
Tak ada kata cinta
bagi bunga di musim gugur
saat kehilangan matahari
yang tenggelam dalam gemuruh puisi
para pujangga yang terlanjur patah hati
lalu mengemas perbekalan
menyatakan diri sebagai ronin
mengembara ke segala perdikan
mencari majikan yang ditakdirkan
menemui takdir yang tak bisa dikembalikan
Bogor, 17 Nopember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H