Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjalanan Musim di Langit yang Dingin

16 November 2019   19:54 Diperbarui: 17 November 2019   07:10 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ketinggian tiga puluh ribu kaki. Tempat mimpi-mimpi biasanya mengangkasa. Menyemai akar-akarnya di ladang kapas yang terhampar luas. Langit memudarkan cakrawala dengan sentuhan pias.

Di sini, tempat mimpi-mimpi tak nyata mencoba merubah dirinya menjadi realita, pada diri janin hujan yang masih dalam rahim tersembunyi. Dari ibunda yang meringkuk pada tipisnya udara, dan juga di puncak piramida dinginnya cuaca.

Dari sinilah, nama-nama lain dari Tuhan tak lagi diperbincangkan. Namun disuarakan dalam doa-doa yang beterbangan. Mengarungi separuh mendung. Dan separuhnya lagi untuk membasuh wajah murung.

Di antara kisah-kisah yang diuraikan oleh kerumitan lamunan, kesederhanaan langit menyatakan dirinya sebagai satu-satunya pilihan. Untuk bercermin. Pada segala kuasa ingin. Untuk tidak menjadikan musim dingin sebagai suatu kesalahan. Tapi bagian dari sebuah perumpamaan.

Tidak akan ada musim panas yang mewah jika tak ada musim dingin yang basah. Tidak akan ada musim semi yang indah bila tak ada musim dingin yang gelisah. Tidak akan ada musim gugur yang megah manakala tak ada musim dingin yang begitu resah.

Semua berawal di sini. Di tempat langit memulakan perjalanan sunyi. Lalu jatuh cinta pada dirinya sendiri.

GA 515, 16 Nopember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun