Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penjelajah Masa Lalu (Episode 1, Candi Laut Selatan)

14 September 2019   17:16 Diperbarui: 15 September 2019   08:56 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/kellepics

Hutan di pinggiran pantai Samudera Hindia ini sangat jauh dari pemukiman. Tidak mungkin ada anjing kampung tersesat hingga ke sini. Aktifitas perburuan juga dilarang sehingga tidak mungkin itu tadi lolongan anjing pemburu. Menurut catatan fauna hutan lindung yang mereka kumpulkan, tidak ada binatang yang serupa Ajak atau Serigala yang bisa melolong-lolong seperti ini.

Raja merasakan kerutan di keningnya semakin dalam.

Keesokan harinya barulah perkemahan gempar bukan kepalang. 2 orang porter penduduk desa raib dan Dara juga menghilang!

Sambil menangis terisak-isak Dewi bercerita bahwa dinihari tadi dia dan Dara terbangun tiba-tiba begitu mendengar lolongan panjang anjing di kejauhan. Keduanya terpaku diam di sleeping bag masing-masing. Tidak mampu bergerak atau bersuara. Dewi menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat sebuah bayangan yang hanya serupa hologram menghampiri Dara, meraih tangannya, lalu mengajaknya keluar dari tenda.

Dewi ingin sekali berteriak memanggil teman-teman lelakinya. Namun tidak sepatah katapun yang sanggup keluar dari bibirnya. Bahkan untuk sekedar bergerak dan berlari membangunkan juga tidak bisa dilakukannya. Tubuhnya kaku dan lidahnya kelu. Setelah fajar menyingsing dan Raka membuka pintu tenda untuk membangunkan barulah dia bisa bergerak dan berkata-kata lagi.

Cerita yang nyaris sama juga disampaikan oleh 3 orang porter penduduk desa. Mereka menyaksikan 2 bayangan menuntun ke-2 rekan mereka keluar tenda sementara mereka bertiga tak bisa melakukan apa-apa.

-----

Raja yang merupakan pemimpin rombongan memutuskan agar segera dimulai pencarian. Orang-orang dibagi ke dalam 2 regu. Penduduk desa jadi 1 regu dan mencari di bagian utara, sedangkan Raja dan teman-temannya mencari di bagian selatan.

Tanpa menunggu waktu berlama-lama, kedua regu itu berangkat. Berbekal biskuit sisa yang dibagi dua. Raja memimpin teman-temannya bergerak ke arah pantai yang sebenarnya masih cukup jauh di selatan.

Setelah kira-kira lebih dari 500 meter berjalan, Bima yang berada di depan mengarahkan telunjuknya ke sebuah puncak bukit kecil di hadapan mereka. Nampak jelas sekali siluet sosok perempuan sedang berdiri di sana. Rambutnya yang panjang berkibar-kibar di tiup angin yang cukup kencang di atas sana. Kurang terlihat jelas dari sini karena cahaya matahari tepat jatuh di bukit itu.

"Daraaaaa!!" Setelah mengamati beberapa lama, Dewi tidak bisa menahan diri memanggil sosok yang dari siluetnya memang terlihat seperti Dara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun