Semakin berdaya petani swadaya maka semakin produktif kebun sawitnya dan semakin baik kualitas hasil panennya sehingga pabrik kelapa sawit juga mendapatkan manfaat secara siginifikan terhadap volume dan kualitas CPO yang diproduksi.
Sudah jelas bahwa simbiosis yang terjadi antara perusahaan dengan petani swadaya adalah mutualisme. Saling menguntungkan dan tidak saling meniadakan. Petani memperoleh kepastian pasar bagi TBS nya dan perusahaan mendapatkan kepastian bahan baku untuk memenuhi target produksinya.
Sebagai entitas yang mempunyai tanggung jawab secara sosial, perusahaan tidak sekedar berkewajiban membantu petani swadaya untuk meningkatkan produktifitas, namun juga mendorong aspek manajemen budidaya dan pemasaran dengan melakukan penguatan kelembagaan melalui pembentukan koperasi atau kelompok tani.
Koperasi dan kelompok tani akan sangat membantu para petani dalam rangka kemudahan terhadap akses pupuk, pelatihan-pelatihan, pendampingan, pemasaran, dan yang tak kalah pentingnya adalah menuju sertifikasi ISPO dan atau skema sertifikasi lainnya.
Apabila kemudian sebuah kelompok tani atau koperasi berhasil memperoleh sertifikasi ISPO dan atau skema sertifikasi lainnya, otomatis tidak hanya para petani yang memperoleh manfaat namun perusahaan juga tidak ketinggalan akan mendapatkan benefit yang bagus. Baik dari segi bahan baku maupun branding yang sudah pasti akan meningkat sehingga penetrasi ke pasar juga semakin tajam.
Tidak hanya sampai di situ, pemerintah pun pasti akan merespon dengan baik karena mandatnya dilaksanakan sebaik mungkin oleh perusahaan dan petani swadaya untuk melakukan pengelolaan kebun secara baik dan berkelanjutan.
Apabila perusahaan mendapatkan bahan baku TBS bersertifikat, maka pangsa pasar penjualan CPO nya akan semakin menguat dan pilihan pasarnya juga akan semakin terbuka karena rata-rata pembeli ingin memastikan rantai pasoknya aman dan berpraktik keberlanjutan.
Tujuan dari memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan dan pemberdayaan atas keikutsertaan petani swadaya dalam rantai pasok adalah sebagai berikut;
- Meningkatkan produktifitas buah yang dihasilkan
- Menerapkan skema ketelusuran TBS
- Mengurangi kualitas buruk dari TBS yang berarti semakin banyak yang akan lulus grading dan tidak terbuang percuma
- Meningkatkan pendapatan petani
- Meningkatkan kualitas pengetahuan petani tentang konsep kelembagaan, manajemen, dan keberlanjutan
- Memberikan branding yang bagus bagi perusahaan sehingga stakeholder (buyer, banker, NGO, Pemerintah) akan melihatnya sebagai pelaku bisnis yang terus melakukan continual improvement yang berarti secara komersial juga sangat layak dijadikan mitra
- Membuka akses pasar seluas-luasnya dengan harga yang kompetitif, baik bagi petani maupun perusahaan
Komitmen yang kuat dari perusahaan untuk mengajak petani swadaya sebagai mitra setara yang perlu ditingkatkan kapasitas dan kapabilitasnya, akan menjaga stabilitas pasar dan kepercayaan konsumen.Â
Akhirnya
Tidak ada cara yang mudah untuk mengimplementasikan konsep keberlanjutan. Karena bagaimanapun hal ini akan membawa konsekuensi biaya, fokus, sumberdaya manusia, dan perencanaan yang matang.
Tidak bisa hanya sekedar poles sana make up sini, pemberdayaan petani sawit membutuhkan usaha yang tidak sebentar dan daya tahan tinggi untuk melakukannya.