Dari sebuah perjalanan panjang pencarian cinta hingga menyusun kekuatan agar bisa menyaksikan secara utuh garis edar matahari, lahirlah surat demi surat yang dituliskan dengan ketekunan seorang lelaki yang tidak pernah menyerah terhadap lelahnya hati.
Neng Melati adalah kumpulan surat yang kelahirannya dibidani oleh keyakinan dan rasa percaya. Bercerita secara rumit bagaimana jungkir baliknya sebuah pengembaraan yang sederhana. Menempuh padang gurun dan savana tanpa bekal yang memadai. Karena meyakini apa yang ada dalam hatinya adalah badai.
Sebagian orang akan mengatakan ini adalah sekumpulan puisi. Sebagian lagi akan bilang ini adalah rangkaian prosa. Bagi saya, bisa apa saja. Paling penting ini adalah sebuah mata rantai narasi yang tak terputus dari kenyataan dan bukan hanya menjadi sekedar khayalan.
Buku Neng Melati diharapkan menjadi api bagi yang kedinginan, menjadi air bagi yang kehausan, menjadi meja sarapan bagi yang kelaparan, juga menjadi pengantar tidur bagi yang matanya susah terpejam.
Jakarta, 7 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H