Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merawat Kenangan

4 Agustus 2019   19:19 Diperbarui: 4 Agustus 2019   20:54 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bagian terpenting dari memelihara kenangan, adalah membiarkannya mengalir. Di sela-sela rerumputan. Agar menyusup masuk pori-pori tanah. Dan menumbuhkan bunga-bunga yang tak gampang patah.

Kematian. Bukan sejenis perpisahan. Tapi semacam perjanjian. Bahwa pertemuan kelak akan diadakan. Saat doa-doa dibubungkan. Menyisir pinggiran awan. Lalu sampai di serambi langit. Tempat terbaik untuk membersihkan dosa-dosa yang terlanjur berada di orbit.

Mengenang yang tiada, tidak mesti dengan membanjirkan airmata. Sudah terlalu banyak genangan karena hujan. Jangan biarkan kenangan ikut berkubang.

Surga belum diketahui koordinatnya. Lebih baik jika kita menyusun doa-doa. Agar bujur barat terbuka, dan bisa menemukan lintang utara. Di situlah letak mengenang ditambatkan. Hingga kenangan tidak sekedar bersedu sedan.

Menangisi kebaikan, adalah bagian dari merawat ingatan. Dengan tak menghempas roboh kenangan. Ke dalam rusuhnya ratapan.

Palangkaraya, 4 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun