Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menunggu Hujan

26 Juli 2019   09:18 Diperbarui: 26 Juli 2019   09:46 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba-tiba saja
aku teringat perilaku hujan
saat jatuh di tanah yang kering
memberikan rasa yang dirindukan
pada tubuh yang mulai kerontang
; seperti perilaku seorang kekasih yang tak pernah membiarkan kekasihnya disakiti waktu luang

Juga saat melihat sungai-sungai
mengalir deras dalam kepala
menghanyutkan rencana demi rencana
sampai ke muara
tempat pertemuan yang dijanjikan
antara asa di perbukitan dan harapan di lautan

Seperti kejadian tibanya pagi di pangkuan matahari
pendar cahayanya mampu menghangatkan
apakah itu dingin yang membekukan
atau rindu yang berserakan
di tanah-tanah kering
yang sedang menunggu hujan

Medan, 26 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun