Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terbunuh Masa Lalu

25 Juli 2019   22:22 Diperbarui: 25 Juli 2019   22:24 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kinasih atau Kinanti melemparkan senyuman maut untuk terakhir kali. Kepada Fanggo yang nampak mulai kejang-kejang namun tetap tak kehilangan kesadaran.

Wanita itu melangkah perlahan menuju pintu keluar. Sebelum menutup pintu gudang, tangannya meraih tombol pengatur suhu. Diputarnya ke -5 derajat Celcius.

Fanggo hanya merasakan jarinya yang kaku terlepas satu persatu.

----
Medan, 25 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun