pada tengah malam
di dunia yang nampak lebam
menepilah banyak perahu
dengan manifes penumpang yang terdiri dari masa lalu
di pesisir kota yang tak punya lautan
namun setiap harinya bergelombang garang
membawa pikiran-pikiran yang terdampar
setelah sekian lama terlantar
dipermainkan kenangan
berulang-ulang
keinginan demi keinginan berlarian
mengejar masa depan
dalam ruang-ruang sempit
saling berhimpit
dengan penyesalan
lalu terjadilah pertengkaran
tanpa satupun berhasil memenangkan pertarungan
karena yang menjadi pemenang
adalah kekacauan
semua lalu berlalu
tanpa berpamitan
perahu satu demi satu diberangkatkan
meninggalkan kota yang tetap tak punya lautan
tapi memelihara topan
sebagai penjaga pintu
agar masa depan tak lagi dicuri
oleh para penyamun yang lebih suka melewatkan hari ini
demi mimpi-mimpi tak berpenghuni
Jakarta, 26 Juni 2019