lalu menyamaknya menjadi sepatu untuk berlari
lepas dari masa silam yang sialan
saat kenangan demi kenangan disandera sebagai tawanan
menjeruji keinginan
lalu memenjarakan nyaris semua harapan
ke dalam keramba tempat memelihara asa
di mana sungai menjadi wadahnya untuk tumbuh dewasa
tawar menawar dengan hujan
agar bisa membeli saat-saat menyenangkan
lalu menjualnya dengan harga mahal
kepada orang-orang yang merasa semua hal telah gagal
mencuri sedikit bahagia
dari tatapan pagi kepada embun yang membuatnya tak jatuh dalam dahaga
dari pelukan lautan kepada garis pantai yang memberinya pelabuhan jelas dan terbaca
dari pokok cemara kepada bukit yang memberinya tempat tumbuh secara sempurna
dari padang rumput kepada savana yang menghampar dirinya dengan begitu paripurna
mengembalikan bahagia
kepada orang-orang yang seringkali berkaca pada luka
kepada orang-orang yang kerapkali kehilangan cinta
kepada orang-orang yang tak jarang terperangkap dalam kekosongan yang muram
kepada orang-orang yang tak bisa lepas dari duri kenangan yang menusuk-nusuk tajam
Bogor, 12 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H