Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terkapar dalam Belukar Mawar

21 April 2019   09:55 Diperbarui: 21 April 2019   10:45 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sitting here wasted and wounded. At this old piano. Trying hard to capture.The moment this morning I don't know. 'Cause a bottle of vodka. Is still lodged in my head. And some blonde gave me nightmares. I think that she's still in my bed. As I dream about movies. They won't make of me when I'm dead
****

di pagi yang baru terjaga, aku membuta dan berdiam laksana arca. Ribuan lebah mengamuk di kepala, setelah semalam aku menuangkan cuka di ruang-ruangnya.

aku juga mengisinya dengan lamunan gila yang begitu teruk. Tentang seorang wanita yang menelanjangi dirinya agar terlepas dari segenap mimpi buruk.

di dalam mimpinya, ternyata, aku adalah seorang tokoh antagonis dalam film yang bercerita tentang menguarnya bau amis. Dari lautan yang menguap. Setelah dipanggang habis-habisan secara kalap.
----

With an ironclad fist. I wake up and french kiss the morning. While some marching band keeps. Its own beat in my head. While we're talking. About all of the things that I long to believe. About love and the truth and what you mean to me. And the truth is, baby you're all that I need.
****

banyak sekali orkestra bermusik di rongga dada, saat teringat ciuman terakhir ketika kita berjumpa. Di pinggiran jurang sebelum aku membunuh-dirikan cinta. Hancur berkeping-keping di dasarnya yang berbatu tajam. Membuatku jatuh dalam suasana muram. Karena setelahnya aku mengumpulkan kembali kepingannya dengan mata terpejam dan bibir menggumam;

andai saja aku tak menemukanmu kembali. Aku pasti membakar matahari, membuang debunya di ceruk paling sunyi, lalu menolak kedatangan mimpi pada dinihari. Aku mati sebelum mati.

itulah kebenaran sayang. Jika dituliskan maka ia akan menjadi sebilah pedang. Melukai tanpa berdarah. Mendustai agar tak pernah menjadi sejarah.
----

I wanna lay you down in a bed of roses. For tonight I sleep on a bed of nails. Oh, I wanna be just as close as the Holy Ghost is. And lay you down on a bed of roses.
****

kini, aku terbaring di sini. Di sepotong ranjang besi dengan karat di sana sini. Kau di sebelahku menguarkan harum mawar. Membawa hatiku semakin terkapar dalam belukar. Nanar.

Bogor, 21 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun