Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Urusan yang Belum Usai

9 Maret 2019   18:04 Diperbarui: 9 Maret 2019   18:11 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pikir, masa silam telah menyelesaikan semua urusan. Denganku yang selalu bersitegang dengan setiap kilasan. Ditampilkan ketika hari hujan, atau pada saat aku sedang kesepian.

Dan memang, semuanya sudah usai. Akulah yang belum selesai. Berurusan dengannya yang membuatku menghafal luka. Lalu melafalnya sebagai duka.

Aku masih ingin berseteru. Tak hendak menganggapnya sebagai sekutu.

Ia telah merakit perahu, yang disediakan untukku tenggelam. Ia telah menyediakan anak tangga, yang dipahatnya dari paku hingga aku terajam. Ia menyalakan perapian, dari serpihan kegelapan malam. Ia berjanji, menjejali mataku dengan keburukan kelam.

Jika sengketa ini tak pernah berakhiran. Semua cermin akan aku retakkan. Segenap bayangan tak akan aku hiraukan. Segala kenangan akan aku banjiri dengan kekacauan.

Jika sampai pada waktunya, aku dan masa silam akan saling berbunuhan.

Bogor, 8 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun