Penjaga kisah yang sangat pemberani
menuliskan tajamnya pedang kegelapan
pada setiap ketakutan
dari orang-orang yang mengira-ngira, setajam apa sayatannya
atau sedalam apa, luka yang ditimbulkannya
apakah bisa mematikan rasa, atau seperti kotak pandora
sangat berahasia
Orang-orang salah mengira
tentang ketakutan yang tidak diletakkan pada tempatnya
karena alamatnya salah
atau pikirannya terlalu gegabah
menerjemahkan arti tidak dengan hati
membakar makna tidak dengan api
Kisah-kisah lalu berlanjut seadanya
ke dalam buku-buku tebal yang gagal dibaca
dipajang dan dipigura
dipamerkan saat musim pancaroba
disimpan kembali ketika cuaca baik-baik saja
Tajam pedang kegelapan
diasah menggunakan ingatan
membuka halaman-halaman memori
yang lupa dituliskan dalam diari
Ya, itu semua adalah masa silam yang berlari di depan kita
lantas kita coba mengejarnya
dengan langkah terbata-bata
Berusaha keras memerangkapnya
di kedua tangan yang telah kita potong keduanya
Agar kita, berhasil melupakannya
Jakarta, 8 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H