Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Pasti Kembali

13 Februari 2019   12:16 Diperbarui: 13 Februari 2019   12:35 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam semangkuk keheningan, tersaji hiruk-pikuk perdebatan di meja perjamuan.

Kita saling mentertawakan. Engkau mentertawakanku yang tenggelam di kedalaman khayalan , dan aku mencibirmu yang terlalu sibuk mengumpulkan recehan.

Sementara matahari sudah naik begitu tinggi. Kita masih berargumen secara kencang. Aku belum beranjak kerja tapi kau telah menetapkan kapan aku harus pulang.

Akibat terlalu lama bersitegang. Juga banyaknya gerutuan yang terjadi di depan meja makan, pada akhirnya tidak membuat kita kenyang. Makanan mendingin dengan cepat dan sistem cerna langsung dipenuhi asam laktat.

Kita belum sampai pada kata sepakat. Namun kita sama-sama mengerti bahwa aku harus cepat pergi dan engkau mesti segera mencuci.

Akupun pergi. Engkaupun membalikkan diri.

Engkau menatapku dari belakang sembari meruntuhkan airmata secara sembunyi-sembunyi.

Aku menoleh kepadamu dan tersenyum penuh arti;

Aku pasti akan kembali.

Lipat Kain, 12 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun