Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Perempuan yang Menari Bersama Gerimis

28 Januari 2019   21:59 Diperbarui: 29 Januari 2019   20:45 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aku rasa kamu tipe perempuan romantis
aku masih ingat bagaimana kamu menari bersama gerimis
berputar-putar seperti darwis
untuk mengakui hujan adalah katalis sufi yang paling katarsis

kamu mendekap tempiasnya erat-erat
di pelukanmu yang paling hangat
seolah telah merasa kehilangan
bahkan sebelum usainya pertemuan

di satu titik kamu adalah perempuan yang paling paham
kenapa bunga-bunga di halaman rumahmu selalu bermekaran
bahkan meski cahaya matahari ditawan habis-habisan
di balik bayangan mendung hitam

namun di titik terjauh yang tak kelihatan
karena tertutup kabut kesunyian
kamu menenggelamkan diri dalam ketidakpastian cuaca
bagimu kemarau dan hujan yang bergantian tiba

hanya akan menjadikanmu sandera
dalam episode cinta yang bersamsara

Palembang, 28 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun