Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenangan yang Membangkang

10 Januari 2019   13:48 Diperbarui: 10 Januari 2019   13:59 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau tidak perlu menari di depanku
supaya bisa menarikku ke dalam dimensi waktu
pada masa ketika para putri raja menyemarakkan panggung dengan senyum tersipu
di hadapan para pangeran yang bersila dengan mata menyala
menentukan laku selanjutnya
apakah akan meminang atau menghunus pedang
menuju pelaminan atau mengumumkan perang

Aku hanya mau kau duduk, diam dan membisu
memperhatikan aku sedang merangkai serpihan waktu
yang hilang berceceran sekian windu
ditelan zaman yang berlubang-lubang
sampai-sampai aku lupa jalan pulang
hilang lekang dibelasah kenangan yang selalu membangkang

Aku juga sama
akan menentukan laku selanjutnya
apakah akan merajut benang atau mencabut kujang
menjahit kenangan atau membunuhnya seketika dalam sekali tikam

Jakarta, 10 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun