Ketidaksukaan dan perlawanan terhadap aturan dan norma yang ada tidak mesti dilakukan dengan kekerasan fisik. Tulisan-tulisan berupa puisi, novel dan essai mampu menggedor dengan dahsyat melebihi moncong meriam maupun teriakan gaduh para politisi.
Sebagian berhasil menjungkalkan kekuasaan yang ada, sebagian lagi terjungkal karena kepalanya terpenggal.
Akhirnya
Jadi kesimpulannya kita permudah supaya tulisan ini pagi-pagi tidak membuat pembaca muntah-muntah;
1. Dunia fiksi memang dibuat sebagai lorong aspirasi dari pikiran dan pemikiran orang-orang yang merasa tidak terpuaskan. Oleh apa saja, dengan alasan apapun juga.
2. Dunia fiksi adalah dunia terbaik bagi orang-orang yang merasa patah hati dan tidak berniat bunuh diri. Oleh siapa saja, apa saja, dan sampai kapanpun juga.
Judul ternyata sudah tepat. Kerusuhan sudah didapat. Bagi yang tak sependapat saya tak mau berdebat. Bagaimanapun kita satu fraksi yang sama-sama sedang menunggu kiamat.
Salam hormat.
Bogor, 2 Januari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H