Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Optimisme Sandyakala

2 Januari 2019   07:44 Diperbarui: 2 Januari 2019   08:58 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
meganandagr.wordpress.com

Bukan. Bukan sebuah pengharapan berlebihan jika hanya ingin menyaksikan sandyakala mulai berubah raut muka.

dari semula murung menjadi agung
dari sebelumnya mematung lantas meraung-raung
memperlihatkan bahwa gagap atas suasana muram
telah lenyap karena berganti gugup berhadapan dengan malam

Optimisme sandyakala, atas banyak perkara yang berkerumun di kepala. Seperti kecintaan berbahaya ngengat pada cahaya. Berjatuhan mati tapi bahagia.

Optimisme sandyakala, menguar dalam volume besar. Mengiringi jantung yang berdebar-debar. Adakah malam akan bertutur. Tentang ingatan yang tak akan pernah luntur. Terhadap berbagai lupa yang harus dicarikan maaf. Kepada yang Maha Pengingat.

Sandyakala. Sesar waktu yang senantiasa bergetar. Menimpulkan gempa kecil. Dan retakan-retakan menganga. Siap setiap saat mengubur kita. Manakala kita terlalu terbiasa melupakanNYA.

Jakarta, 2 Januari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun