Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Genre "Baru" bagi Sebuah Karya Puisi

31 Desember 2018   19:49 Diperbarui: 1 Januari 2019   20:08 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyaris semua orang yang menggeluti dunia sastra tentu paham apa yang disebut genre dalam puisi. Sebuah penggolongan berdasarkan karakteristik, artistik, dan kiblat sebuah karya puisi.

Secara teoritis-normatif, puisi bisa dibagi dalam beberapa genre:

Dirujuk dari equshay, secara umum, puisi dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu puisi naratif dan puisi liris. 

Puisi naratif adalah puisi yang bercerita secara utuh; narator, tokoh, dan struktur plot di dalam puisi ini dapat diikuti dengan jelas. Puisi naratif bisa panjang, seperti epos (epik, wiracarita), bisa juga pendek.

Berlainan dengan puisi naratif, puisi liris umumnya pendek dan isinya umumnya hanya berkenaan dengan sebuah kejadian, gagasan, atau kesan tertentu.

Selain kategori-kategori besar tersebut, puisi tentu saja dapat digolongkan berdasarkan isi dan bentuknya.

Dari khazanah sastra Barat, kita mengenal elegi, syair yang berisi ratapan atau ungkapan dukacita, terutama bagi orang yang meninggal; ode, syair atau sajak yang berisi pujian bagi sesuatu atau seseorang yang diagungkan (seperti tanah air, pahlawan, peritiwa peperangan yang heroik); balada, syair yang berisi cerita rakyat yang biasanya dinyanyikan; dan soneta, sajak empat belas baris yang memiliki struktur dan pola persajakan tertentu.

Tentu saja kita tidak boleh tersandera oleh pakem, aturan, atau apapun namanya yang mencegah kita untuk secara "merdeka" menulis sebuah karya puisi.

Kita bebas membuat sebuah genre "baru" atas karya puisi yang kita tuliskan. Saya sendiri memberanikan diri untuk melakukan penggolongan terhadap karya-karya puisi, berdasarkan situasi psikis penulisnya;

1. Genre Waras; puisi dituliskan dengan penuh kesadaran untuk mengirimkan pesan kedamaian, cinta atau kerinduan secara sederhana. Dengan bahasa-bahasa normatif yang normal, tidak vulgar dan cenderung menggunakan ungkapan dan gaya bahasa yang biasa.

2. Genre Gila; puisi dibuat dengan cara tidak biasa, menggunakan kata, idiom, ungkapan atau gaya bahasa yang nakal, binal, bahkan terkadang brutal. Pesan yang disampaikan umumnya adalah ketidakpuasan terhadap sesuatu. Entah itu terhadap kekuasaan, aturan atau kehidupan.

3. Genre Menggila; pesan yang disampaikan lebih ekstrim lagi. Tentang ketidakpuasan dan pemberontakan yang telah sampai pada puncaknya. Bahasa yang digunakan umumnya berupa makian. Ungkapan bangsat, keparat, jahanam, bajingan adalah contoh nyata bagaimana puisi jenis ini dituliskan.

4. Genre Tergila-gila; pesan yang disampaikan umumnya tertuju pada satu hal yang menginspirasi seorang penulis. Bisa tentang kekaguman dan cinta kepada seseorang atau sesuatu. Penulis mengirimkan pesan berulang dengan tema yang sama, gaya bahasa yang kurang lebih sama, dan intonasi yang seragam.

Nah, saya sudah berani menggolongkan puisi ke dalam kategori tidak biasa. Tidak apa-apa selama itu tidak SARA. Apalagi saya juga tidak menggolongkan sebuah karya puisi sebagai Nggilani. Terus terang saya tidak berani.

Jakarta, 31 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun