tundra yang kering dan dingin
bersemak di benak yang seringkali disuapi panasnya ingin
orang-orang yang meletakkan hatinya dekat perapian
menyesap nyala apinya yang berkobar dengan mulut tak dikatupkan
langit yang beretalase mewah
menjajakan bintang dan purnama
membuat banyak wajah menjadi jengah
setelah memamerkan borjuasi yang berlebihan
sementara para proletar
memegang lututnya yang gemetar
terduduk manis di trotoar
menikmati pahit dengan sudut mulut bergetar
selokan di bawah mereka, menonton dengan setia
tak pedulikan apa-apa
semuanya tak lebih dari drama
ketika para pelakonnya sibuk berganti muka
Jakarta, 22 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!