aku ada di sana. Memandangi dengan sorot mata serupa senja. Menua.
cahaya itu hanya berupa serpihan tak seberapa. Sedangkan cemara mirip sekali dengan tonggak tua. Dunia ini sedang mengalami kesakitan apa?
semestinya. Ketika purnama menjatuhi cemara, malam akan banyak mempersembahkan ritual kata-kata. Tapi yang ada, langit menjatuhkan diri dengan sia-sia. Tanpa bisa bergaya bahasa.
ini seperti mimpi buruk bagi seseorang yang sama sekali tak ingin tertidur. Namun tiba-tiba jatuh mendengkur.
terlelap sejenak untuk menikmati khayalan yang gagal. Setelah berhasil meninggalkan asa yang terlalu cepat tanggal.
jika cahaya purnama ternyata cuma jadi sekedar maskara. Kita benar-benar perlu wajah yang tepat untuk mendandaninya.
Jakarta, 19 Desember 2018
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H