Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja adalah Rahim Kata-kata

15 Desember 2018   17:47 Diperbarui: 15 Desember 2018   17:53 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lagi-lagi tentang senja. Rahim kata-kata yang melahirkan banyak pujangga. Sebuah percakapan yang sulit sekali usang meski terkadang terlarang. Bagi para pecinta pagi yang lebih baik menyembunyikan embun di mata daripada mengunyah siluet merah di mulutnya yang garang.

senja adalah bahasa yang disampaikan cahaya kepada kematiannya. Sekaligus upacara paripurna dalam kegembiraan menyambut rasa sirna.

saat hati dibuka selebar pintu aula. Maka senja adalah batas pengertian paling sempurna. namun ketika hati menyempit seukuran lubang kuburan. Senja tak lebih dari kematian yang terlalu ramai diperbincangkan.

Bogor, 15 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun