Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Lahirnya Air dan Api

14 Desember 2018   13:02 Diperbarui: 14 Desember 2018   13:13 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewi Mulia Ratri sudah sepenuhnya menamatkan pelajaran di kitab sakti Ranu Kumbolo.  Hanya pendalaman dan penguasaan saja yang masih harus dilakukannya.  Namun demi negara, dia akan mulai melaksanakan tugasnya.  Dan tibalah saatnya hari ini.  Saat dimulainya pemilihan pasukan khusus pengawal kerajaan.

Alun alun itu penuh dengan orang orang.  Baik orang orang yang ikut pemilihan maupun orang orang yang hanya sekedar datang menonton.  Sebuah pembatas didirikan mengelilingi tiga buah panggung.  Panggung panggung itulah nanti yang akan dijadikan tempat seleksi.  

Para peserta akan diminta untuk menunjukkan kebolehannya.  Siapa yang telah dinyatakan lolos dari uji kebolehan di panggung akan bergeser ke sebelah kiri lapangan.  Di sana telah dibangun tempat untuk menguji yang sesungguhnya.  Tempat ujian itu terdiri dari beberapa macam halang rintang, ketangkasan dan kekuatan.  

Terakhir, bagi para calon pengawal raja yang lolos, peserta harus melalui sebuah ruang yang dibangun khusus oleh Dewi Mulia Ratri.  Ruangan itu adalah sebuah ruangan sihir untuk menguji seberapa jauh mental para calon pengawal bisa bertahan terhadap godaan dan ketakutan.

Di dalam sebuah pertemuan yang diikuti oleh Raja Linggabuana, Putri Dyah Pitaloka, Ki Mandara, Panglima Candraloka, Andika Sinatria, Dewi Mulia Ratri, dan Putri Anjani, terjadi perdebatan hebat saat Dewi Mulia Ratri mengusulkan ruang uji mental tersebut.  Siapa lagi jika bukan Putri Anjani yang mendebatnya.  Putri Laut Utara itu mempertanyakan perlunya ujian yang aneh itu.  Dia berpendapat bahwa ujian itu sia sia.  Dia yakin tidak akan banyak orang yang akan lolos dari tes sihir itu.  Sehingga ditakutkan mereka akan kekurangan orang yang akan menjadi pengawal khusus kerajaan.

Karena perdebatan itu sangat sengit bahkan hampir menjurus pada perkelahian, Raja Linggabuana dengan bijak memutuskan agar ruang uji tersebut diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana kegunaannya.  

Dewi Mulia Ratri menyuruh beberapa tukang bangunan membangun ruang uji tersebut dan kemudian mengisinya dengan kekuatan sihir.  Saat uji coba dilakukan pada beberapa orang pengawal istana, dari 10 orang yang diuji 8 lolos ujian.  Sedangkan 2 yang tidak lolos, menyerah pada ketakutan yang diciptakan Dewi Mulia Ratri berupa kemunculan genderuwo dan kuntilanak di dalam ruang tersebut.  

Melihat ternyata ruang itu tidaklah seperti yang dibayangkan oleh Putri Anjani, Raja Linggabuana memutuskan bahwa ujian pada ruang itu bisa dilaksanakan.  Meskipun dengan bersungut sungut, Putri Anjani mau tidak mau harus menerima keputusan itu.  Raja telah bertitah.  Tidak mungkin dia membantahnya.  Hanya saja kebenciannya pada Dewi Mulia Ratri semakin mendalam saja.

Dan dia menemukan sekutu!  Ketika persiapan terakhir sedang dilakukan, saat dia dengan cemberut sedang menyaksikan para tukang bekerja di sore hari.  Seorang pemuda tampan mendatanginya. 

"Wilujeng sonten putri yang cantik.  Kenapa cemberut di sore yang indah ini?" sapa pemuda itu dengan lembut.

Hampir saja Putri Anjani naik pitam.  Dia sudah membuka mulut untuk menyemprot pemuda tengil itu saat diperhatikannya wajah itu adalah wajah adik tiri Andika Sinatria. Dia berdiri dan memberi hormat dengan gaya berlebihan untuk balas mengejek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun