Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Lahirnya Air dan Api

14 Desember 2018   13:02 Diperbarui: 14 Desember 2018   13:13 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bab X

Bidadari tak akan pernah berhenti
Mencari tangga bianglala agar sampai ke bumi
Pencariannya adalah pencarian mimpi
Mengalir tiada henti.
Agar tertidur bukan lagi hanya pejamkan mata
Atau sekedar mengistirahatkan raga
Karena sang bidadari tak akan pernah lupa
Memberi mimpi indah tanpa jeda di dalamnya


Bab XI

Ibukota Kerajaan Galuh Pakuan. Beberapa purnama setelah peristiwa menggemparkan di Ranu Kumbolo,  Dewi Mulia Ratri kembali ke ibukota kerajaan untuk memulai tugas barunya.  Memimpin pasukan khusus pengawal Raja.  Panglima Candraloka telah menyeleksi ribuan orang sebagai calon pengawal khusus Raja dan keluarga kerajaan yang nantinya akan menjadi anak buah Dewi Mulia Ratri dan Putri Anjani.  Ribuan orang terpilih ini didatangkan dari ratusan padepokan yang tersebar di wilayah kerajaan.  Bahkan banyak juga perorangan yang ikut terpilih dengan pertimbangan kesetiaannya pada kerajaan dan kemampuan kanuragan yang memadai.

Hari ini adalah saat pemilihan anggota pengawal itu.  Dewi Mulia Ratri sejak pagi telah berada di alun alun istana.  Dia berharap sang pangeran pujaan hadir di sini.  Sudah lama dia tidak berjumpa dengan Andika Sinatria.  Dia terlalu sibuk memperdalam kitab ajaib Ranu Kumbolo di padepokannya di bawah bimbingan Ki Biantara dan ayahnya.  

Perkembangannya sangat pesat.  Kitab itu benar benar ajaib.  Jika ada orang yang berusaha membuka dan membacanya selain dia, halaman halaman kitab itu hanyalah kertas kosong yang sama sekali tidak bermakna.  Namun jika Dewi Mulia Ratri yang membukanya, maka halaman halaman itu terisi penuh dengan ilmu ilmu hebat tentang sihir tingkat tinggi yang sangat langka.  Oleh karena itu, Ki Biantara dan Pendekar Sanggabuana hanya bisa memberikan petunjuk petunjuk kecil saja.  Selebihnya, Dewi Mulia Ratri harus menterjemahkan sendiri apa yang dimaksud dalam kitab itu.

Dua ilmu sihir luar biasa yang diajarkan dalam kitab Ranu Kumbolo adalah Ajian Mancala Sakti dan Ilmu Menaklukkan Roh.  Mancala Sakti bisa merubah wujud si empunya ilmu menjadi apa saja yang dikehendakinya.  Sedangkan Ilmu Menaklukkan Roh adalah ilmu sakti yang berguna untuk menangkal segala bentuk lelembut, teluh dan ilmu hitam jadi jadian.  

Perkembangan ilmu sihir Dewi Mulia Ratri meningkat sangat pesat.  Selain memperdalam ilmu sihir luar biasa itu, Dewi Mulia Ratri tidak lupa untuk mengasah dan mempertinggi tingkat ilmu kanuragan yang diajarkan oleh ayahnya dan Ki Biantara.  Tidak heran jika di usia yang masih muda itu, Dewi Mulia Ratri telah menjelma menjadi sosok pendekar wanita yang luar biasa.  Menguasai ilmu kanuragan warisan Sanggabuana, ilmu silat Pena Menggores Langit dan kini ditambah lagi Ilmu sihir ajaib yang sakti dan langka.

Sebagai kepala pengawal Raja , secara rutin utusan kerajaan selalu datang memberikan perkembangan terbaru untuk Dewi Mulia Ratri.  Di sela sela latihannya yang menguras tenaga, Dewi Mulia Ratri menyempatkan untuk mengerjakan tugas tugas kerajaan tersebut.  Dia mendengar bahwa Putri Anjani juga sudah menjalankan tugasnya sebagai kepala pengawal keluarga kerajaan.  

Satu hal yang sama sekali tidak dimengerti oleh Dewi Mulia Ratri adalah mengapa pihak istana Galuh Pakuan sama sekali tidak mempermasalahkan latar belakang Putri Anjani yang merupakan putri dari Laksamana Utara, seorang tokoh tinggi Sayap Sima.  Pasukan khusus kerajaan Majapahit.

Dewi Mulia Ratri tidak tahu bahwa sebenarnya Laksamana Utara adalah seorang tokoh berpengaruh yang pintar memanfaatkan situasi.  Dia berkirim surat kepada Panglima Candraloka, meyakinkan bahwa istana laut utara berada di pihak Galuh Pakuan jika terjadi ontran ontran dengan Majapahit. Karena itu dia mengirim putri semata wayangnya untuk mengabdi kepada Galuh Pakuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun