Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Namamu di Tubuh Sajak yang Membatu

12 Desember 2018   13:36 Diperbarui: 12 Desember 2018   13:37 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


aku sedang mencarimu. Di antara tumpukan buku-buku. Aku ingat pernah menuliskan nama. Persis ketika gelombang terakhir menghanyutkan kenangan kita.

jauh ke tengah. Berenang di antara rasa jengah. Dan ikan Pari yang menari-nari. Menyengatnya dengan hati-hati. Menggunakan ekornya yang berduri.

kenangan kita lantas sedikit berbisa.

---

ketemu! Namamu ternyata aku tulis di tubuh sajak yang membatu. Bercerita tentang huru-hara ketika kita menumbuhkan setangkai melati di vas bunga kenanga. Sebuah tindakan yang kurang tepat rupanya.

kenanga butuh tekstur tanah merah, sedangkan melati memerlukan remah-remah tanah tanpa disertai rasa amarah.

---

ini seperti episode panjang penantian. Namamu akhirnya aku pajang di pintu depan. Berilah tanda saat kau beranjak pulang. Dengan berkirim kabar lewat merpati yang tak pernah ingkar.

aku akan menunggumu dengan secangkir teh hangat di tangan kanan, dan setumpuk buku atas namamu di jantung kiri.

mengerti?

Bogor, 12 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun