Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjejaki Perjalanan Waktu

24 November 2018   23:07 Diperbarui: 24 November 2018   23:40 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika pada suatu ketika, kau berjumpa denganku di saat aku sedang meminang malam. Menjadikanya permaisuri atas gugusan bintang. Ijinkan aku mengajakmu serta. Menyiapkan peraduan bagi mereka.

Jika pada suatu ketika, kau menemuiku di saat aku sedang menimang kelam. Membesarkannya dengan baik-baik agar kelak tumbuh menjadi rumah terbaik, bagi ngengat, kejora dan kunang-kunang. Ikutlah denganku merawat mereka. Menjadi ibu bagi mereka yang juga mencari surga.

Jika pada suatu ketika, kau melihatku terjerembab dalam sebuah genangan, yang diaduk oleh derasnya hujan dan tipisnya keraguan, kau boleh menyumpahiku dengan bahasa burung gagak terhadap kabar yang menyebutnya sebagai pengabar kematian.

Jika pada suatu ketika, kau mendengarku mengeluh kenapa malam terbentuk dari potongan nada dan lagu sunyi, ingatkan aku untuk menyudahi. Itu semua perkara hati. Bukan tentang meratapi kepedihan diri.

Cukup saja semua tentang jika. Kita tak lagi sedang berandaikata. Sebab ternyata kau ada di sampingku. Bersama-sama menjejaki perjalanan waktu.

Bogor, 24 Nopember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun