Hanya sedikit guncangan. Itu cukup untuk memperbaiki keraguan. Bahwa langit sudah cukup mengerti. Dalam birunya rindu pastilah terselip duri. Tak apa. Semuanya akan baik-baik saja. Selama duri-durinya tidak menari di atas luka.
Aku menulis sebuah catatan di atas tiga puluh ribu kaki. Seandainya tidak hanya kapas ditanam di sini. Tapi juga bunga-bunga yang pada tangkainya bertumbuhan gelak tawa. Tentu langit tak akan selalu terjerembab dalam duka.
Berbela sungkawa atas cinta yang kadang sulit menemukan tempat tinggal. Oleh karena berbagai perihal. Kekuatannya tanggal, keyakinannya tertinggal, atau bahkan keberaniannya mendadak berubah janggal.
Di manakah sebenarnya cinta bertempat tinggal? Jika itu di hati, kenapa banyak orang patah hati. Jika itu dalam jiwa, kenapa banyak orang menjadi gila. Jika itu di mata, kenapa banyak orang membuta, lantas membabi buta, menyebut cinta sebagai pendatang gelap semata.
Pematang Siantar, 22 Nopember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H