Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Bidadari Kematian)

14 November 2018   04:54 Diperbarui: 14 November 2018   05:41 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hmm, keberhasilan yang buruk! 8 anggota pasukan mati. Aku harus menghadapi omelan Lady Boss karena telah kehilangan 80 juta dolar!" Sang Kapten membalas sebal. Jarinya menekan tombol rewind pada layar monitor kecil di depannya. Masih tidak percaya gadis yang pingsan itu berhasil membunuh salah satu anggota Pasukan Kematian dengan tangan kosong.

Kembali sang Kapten memperhatikan gadis yang pingsan itu digotong oleh teman-temannya menaiki tangga. Menghilang dari monitor yang terpantau dari mata makhluk yang lehernya dipenggal oleh Cindy.

Semua yang terjadi semenjak makhluk pertama masuk ruang laboratorium sampai yang kepalanya terpenggal oleh Cindy termonitor jelas olehnya melalui monitor kecil yang ada di depannya. Semua mata Pasukan Kematian telah disisipi oleh piranti kamera yang tersambung langsung pada monitor ini.

Pikiran sang kapten berkecamuk pada satu pertanyaan.

Sebenarnya yang menjadi Bidadari Kematian itu gadis dalam tabung cryo atau gadis yang pingsan itu?

Sang kapten tahu. Tak lama lagi Lady Boss akan meneleponnya untuk memberikan perintah yang tak akan bisa diduganya.

Mereka semua di kantor pusat memonitor hal yang sama dengannya.
 
----

Kuantan Singingi, 13 Nopember 2018

Selanjutnya; Negeri Tulang Belulang (Eksplorasi Pulau Tengkorak)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun