Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Bidadari Kematian)

14 November 2018   04:54 Diperbarui: 14 November 2018   05:41 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Desi Suyamto's properties

"suiingggg...suiiinggg...daarrrrr!"

Dua kelebat sinar putih menyambar tubuh 2 pasukan kematian yang langsung menggelepar seketika. Tubuh mereka berkelojotan seperti terkena setrum listrik tegangan tinggi.

Kontan saja anggota Pasukan Kematian yang lain segera bergerak cepat menyebar dan berlindung. Termasuk Sang Pemimpin. Ben kembali mengarahkan senjatanya. Menekan tombol yang serupa pelatuk pada senjata. Berniat melumpuhkan yang lain.

Tidak terjadi apa-apa. Ben mengulang tindakannya. Masih tidak terjadi apa-apa. nampaknya senjata itu macet atau apa. Cindy menyentuh lengan Ben sambil menunjuk sebuah indikator di gagang senjata. Ahh, senjata ini ternyata melakukan pengisian ulang secara otomatis. Hanya 2 kali tembakan dan lasernya sudah habis.  Hati Ben yang semula percaya diri mendadak menciut.

Indikator itu menunjukkan waktu pengisian ulang selama 5 menit. Ya ampuun!

Makhluk-makhluk itu memang diciptakan dengan intelegensia tinggi. Mereka sepertinya mengerti bahwa senjata laser itu masih recharge. 6 makhluk itu segera membentuk formasi serang. Dari segala jurusan.

Masih 2 menit. Tak akan sempat lagi.

Pasukan kematian berlarian menyerbu. Ben dan Tet berdiri bersisian. Membelakangi Cindy dan berteriak.

"Cindy! Lari! Tutup pintu lab! Cepaaattt!"

Dua belah lengan yang sangat kuat menarik Ben dan Tet ke belakang sampai terjengkang bergulingan. Keluar dari laboratorium berbarengan dengan Cindy yang kembali mengaktifkan kode pintu laboratorium. Begitu cepat.

Tapi tak cukup cepat. Salah satu makhluk itu sempat lolos keluar pintu dan sekarang berdiri di hadapan Cindy dengan gerakan mengancam. Muka Ben dan Tet memucat. Bagaimana cara menolong gadis itu.

Ben dan Tet buru-buru bangkit berdiri dan meraih apa saja untuk senjata. Mereka harus melindungi Cindy dengan cara apapun. Karena kelihatan sekali bahwa makhluk itu mengincar Cindy dan tidak memperdulikan mereka.

Ben dan Tet tak sempat berbuat apa-apa ketika makhluk itu dengan gerakan cepat dan kasar menerjang ke arah Cindy. Tet bahkan mengeluarkan teriakan ngeri melihat ke sepuluh kuku panjang hitam dan panjang dari makhluk itu hendak menebas leher Cindy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun