Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tiga Bakti

13 November 2018   17:59 Diperbarui: 13 November 2018   18:20 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terhadap matahari,
bagaimana membaktikan setiap cahaya yang diderma. Untuk menggugah malam yang gelap mata, menuntun pagi yang membuta, dan menerangi sisa hari yang kehilangan penglihatannya.

setelahnya,
membuat perapian dan menyinggahkan siapapun yang kedinginan. Menjerang air hangat dan memberi minum siapapun yang tercekat tenggorokan. Termasuk juga mengembalikan cahaya pada hati yang mengeriput. Kusut dan berkabut.

Terhadap bumi,
bagaimana membaktikan setiap remah tanah yang disediakan. Untuk menumbuhkan bunga dan bukan duka, untuk mengikat akar dan bukan makar, untuk dijadikan pemakaman dan bukan sebuah pembuangan. Jiwa-jiwa yang terlanjur muram.

sesudahnya,
mencangkul jengkal demi jengkal untuk membuat guludan. Bertanam apa saja. memberi makan siapa saja. Atas nama kasih dan cinta.

Terhadap langit,
bagaimana membaktikan setiap hujan yang turun. Ke dalam kepedulian turun temurun. Pada setiap kesakitan yang singgah di depan rumah. Pada segala kebingungan yang lupa arah. Pada keraguan yang menghambat perjalanan. Menuju pulang.

selanjutnya,
memberikan hak langit akan warna biru. Tidak mencampurnya dengan abu-abu. Karena itu semua simbol yang lekat. Pada janji atau khianat. Tentang kepastian dari sebuah keputusan. Bukan keputusan yang masih akan dipastikan.
***
Kuantan Singingi, 13 Nopember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun