Demi sebuah luka yang belum tersembuhkan, seorang perempuan rela membasuh hatinya dengan rendaman hujan. Di dalam rahasia hujan, terdapat partikel-partikel tak kasat mata yang sebagian besarnya adalah keping-keping mimpi dan harapan.
Demi sebuah mimpi dan harapan yang pernah sekali dimakamkan, seorang perempuan membuang potongan kecil batu nisan. Ada namanya di situ. Ditulis menggunakan ujung paku. Ngilu.
Demi sebuah rasa ngilu yang mengikutinya setiap kali berusaha berbahagia, seorang perempuan menyemai bibit matahari di hatinya. Bersiap membakar rasa sakit. Jika kemudian mendatanginya lagi dengan cibirannya yang pahit.
Ini semua tentang luka. Robekan kecil menganga yang meneteskan serpihan jiwa. Setelah dilepuhkan rasa panas goresan atau tikaman. Dari berbagai macam kenangan. Atau mimpi yang dicerai-beraikan persinggahan tak terduga. Atau harapan yang dimampatkan musim beku yang datang tiba-tiba.
Bogor, 11 Nopember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H