Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki dan Ibunya

7 November 2018   19:45 Diperbarui: 7 November 2018   20:11 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang lelaki dan ibunya. Berbincang tentang masa lalu. Tentang anak-anak pakis yang tumbuh di lantai kebun karet. Dijadikan alas tidur malam. Setelah perutnya kenyang. Melalap pucuk-pucuknya yang muda.

Lelaki itu menatap ibunya. Bertanya apakah bisa bertukar kabar. Kelak saat ibunya tiada. Ibunya hanya tersenyum. Menyiratkan iya lebih dari semestinya. Lelaki itu ikut tersenyum. Menjanjikan ibunya sebuah surga. Dari doa-doa yang hendak dipanjatkan ke langit malam. Setiap malam.

Lelaki itu memandangi foto ibunya. Menyentuh keriput di matanya yang dulu begitu sibuk berairmata untuknya. Lelaki itu memanggul doa-doanya kembali. Doa-doanya tak jua mau pergi. Selalu saja tercekat di ulu hati.

Lelaki itu lupa bagaimana cara mengeja. Tak tahu juga bagaimana cara mengirimnya. Doa-doanya mati sebelum dikuburkan. Doa-doanya hilang sebelum ditemukan.

Lelaki itu membayangkan wajah ibunya. Wajah yang selalu berdoa untuknya. Ketika dia mulai memasuki kepadatan malam. Tersesat dalam kelam. Setelahnya tak ingat jalan menuju pagi. Lalu mengubur dirinya sendiri dengan senang hati.

Lelaki itu membasahi ujung bibirnya. Dengan jeritan membabi-buta. Teringat surga yang dijanjikan kepada ibunya. Tapi dia benar-benar tak tahu cara menepatinya.

Pekanbaru, 7 Nopember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun