Pada sebuah kota yang geliat tubuhnya didarahi wangsa syailendra
terserak huruf pallawa yang tak nampak
di sudut kumuh maupun gemerlap
membacakan kitab sejarah
kota ini dulu raksasa yang enggan kalah
Di sebuah jalanan yang dipagari bangunan tinggi hati
semasa tuan-tuan yang datang dari negeri musim dingin
dengan rumah-rumahnya yang nyaris ditenggelamkan lautan
membangunnya dengan batu kali dan tatapan keji
memberi bukti bahwa kota ini adalah pusat adab dan denyut nadi
Bagi sebuah sungai yang membelah jantung kota
jembatan yang merebahinya dengan selangkangan terbuka
adalah jembatan paling perkasa yang pernah ada
ditegakkan oleh dinasti berikutnya
ketika bapak negeri ini lantang mengatakan beri aku seribu pemuda
maka aku akan taklukkan dunia
Aku menjadi saksi di sini
kota ini selalu sanggup menyingkirkan sepi
mungkin karena banyak lalu lalang bidadari
Atau karena dulu putri sriwijaya menanamkan ari-ari di tanah ini
Palembang, 8 Oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H