Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anai-anai Kesepian

6 Oktober 2018   11:49 Diperbarui: 6 Oktober 2018   12:50 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sekitaran dunia yang menyepi
atas kesedihannya sendiri
kau hadir sebagai penyelamat
menyaru sebagai tuan majikan yang hebat
setelah memerdekakan kaum sudra
dari segala papa

Di seputaran langit yang terkungkung mendung
pada sebuah peristiwa murung
kau tiba-tiba menjelma
sebagai korban duka
yang berhasil menghapus tuntas airmata
dengan sedikit saja sisa

Di hamparan ngarai tak berpagar
duri-duri kemudian mekar
siap menusuk janji yang belum ditepati
juga sumpah belum dilunasi
kau mendadak lahir
dari rahim hujan yang mengiramakan dzikir

Di hatiku yang sekusam jahanam
kau menjadi permaisuri malam
memberiku sebuah mimpi
bagaimana cara menghindari sunyi
Agar aku, tak menjatuhkan palu hukuman
atas perjamuan kebaikan yang jarang dilakukan

Kau ini siapa?
berbuat atasku yang bukan siapa-siapa
dan tak melakukan apa-apa
hanya tahu berucap bagaimana caranya
menjadi anai-anai kesepian
merangkaki tanah dalam kesendirian

Kau ternyata bayangan
terlihat di hadapan kaca
atau saat mengikuti langkahku yang tergesa
menghindari sengatan cahaya
menuju tempat yang disebut pulang
namun tak juga datang-datang

Tumbang Manggu, 6 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun