Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi│Kau Ada di Keduanya

30 September 2018   06:40 Diperbarui: 30 September 2018   07:46 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sedang menggambar detail pagi. Sambil mencermati ujung mimpi. Kau ada di keduanya. Pada pagi kau adalah embun tempatku berkaca. Dalam mimpi kau menjadi kaca tempatku mengembunkan rasa.

Sepasang burung melintas terburu-buru. Hinggap sejenak di goyangan pucuk cemara. Lalu melesat secepat kilat ke dahan kamboja. Kau ada di keduanya. Di pucuk cemara kau tengadah mensyukuri birunya langit. Di dahan kamboja kau terpekur terhadap kepedihan bumi.

Rumput dan kolam di halaman rupanya sedang bercanda. Bertaruh mana yang lebih dulu kau sapa. Begitu kau membuka pintu jendela. Ternyata kau menyapa keduanya. Secara bersamaan. Pada rumput kau lambaikan mata. Pada kolam kau lempar kerlingan saga.

Aku duduk menunduk. Mengingat seperti apa suara burung dekuk. Mengantar heningnya malam pada misteri kegelapan. Kau ada di keduanya. Pada malam kau menitipkan harapan. Pada kegelapan kau membuang jauh siksaan kenangan.

Aku mengambil sehelai kertas buram dari lembaran buku terbuka. Menuliskan cuaca sempurna di pagi yang bersahaja. Kau ada di keduanya. Sebagai puisi cinta. Sekaligus sajak penawar luka.

Bogor, 30 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun