Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak Airmata di Puing-puing Duka

18 Agustus 2018   23:27 Diperbarui: 19 Agustus 2018   14:43 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak butuh waktu lama.  Kerajaan kenangan dihancurkan.  Melalui pertemuan.  Setelah sejarah memutuskan, untuk mengabaikan perpisahan.

Puing-puingnya berserakan.  Jika dulu bernama duka, maka kini berwujud airmata.  Menggelindingkan bulir-bulir bening.  Merangsek di setiap sudut hening.  Menyajikan panorama bermosaikkan drama.

Jejak airmata lalu dikumpulkan.  Dalam satu pinggan.  Untuk perjamuan pagi.  Semua tahu pagi sangat membutuhkan mimpi.  Untuk mengakhiri apapun yang dinamakan elegi.

Puing-puing duka disatukan.  Menjadi satu tanda mata.  Berornamen pergantian masa.  Yaitu waktu yang dicuri oleh perompak rindu.  Dikembalikan dalam bentuk sunyi yang dibekukan masa lalu.

Jejak airmata digunakan sebagai penunjuk jalan.  Ke arah mana hujan akan bertempiasan.  Di situ puing-puing kenangannya menggenang.  Berikut sisa kerajaannya yang centang perenang.

Istana pasir di pesisir yang terus menerus diguyur gelombang air.  Bisa dibangun asalkan tak lupa pada takdir.  Dengan tinta apa dituliskan.  Pada bab apa kisah ditamatkan.

Tentu saja.  Bukanlah satu pinta yang semena-mena.  Jika jejak airmata di puing-puing duka.  Ditata oleh waktu yang berusaha untuk berbahagia.

***

Bogor, 18 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun