Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Tak Malu Berkata, Merdeka!

18 Agustus 2018   10:49 Diperbarui: 18 Agustus 2018   11:18 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak malu berkata merdeka.  Seperti aku tak malu mengaku bahwa langit biru di atas itu.  Adalah langit negaraku yang diwarnai tulang-tulang yang memutih beku.  Dari orang-orang yang mati tanpa pamrih.  Tak takut getih.

Aku tak malu bicara merdeka.  Seperti aku tak malu menaiki perahu kecil di permukaan lautan itu.  Milik negaraku yang diasinkan keringat berjuta cawan.  Dari orang-orang mayatnya lupa dimana dikuburkan.  Demi kemerdekaan.

Aku tak malu berteriak merdeka.  Meski sekelilingku menuduh kita masih terbelenggu gagu.  Aku tak percaya itu.  Negeri ini sekarang bebas berpengeras suara.  Bahkan hingga pita di tenggorokan putus berkoyakan.

Kemiskinan dan kesengsaraan adalah harga untuk sebuah negeri yang merangkak di sela batu-batu berserak.  Luka dan duka memang meruyak.  Tapi bukan berarti itu tidak merdeka.  Tidak merdeka itu jika kemiskinan dan kesengsaraan sampai memenggal kepala.

Kebodohan dan kenaifan adalah biaya perjalanan sebuah bangsa yang beranjak dewasa.  Kita tak bisa pongah mengatakan arti merdeka berarti semuanya pandai dan bersahaja.  Itu tidak masuk akal.  Sama tidak masuk akalnya dengan berharap seekor anak elang dengan sayap belum lengkap mesti terbang. Terjun dari sarang.

Aku hanya akan malu berkata merdeka, bicara merdeka, dan berteriak merdeka, jika mulutku ditutup gombal, telingaku disumpal, mataku dibutakan, tangan dan kakiku diikat tali galangan, dan cahaya-cahaya dimatikan.  Hanya ada kegelapan.

Itu baru namanya tidak merdeka!  Di saat itulah mungkin tepat jika kau bilang; lawan dan pertaruhkan nyawa!

Bogor, 18 Agustus 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun