Di dalam kotak sabun. Manusia-manusia saling berkerumun. Melamun. Rasanya tak sedikitpun mereka bercita-cita seperti ini. Hampir selalu kehilangan pagi.
Di dalam sini memang berbau wangi. Namun tak seperti wangi kemangi. Hanya bisa menyentuh luarnya pipi. Tak sampai masuk kedalaman hati.
Sinar matahari hanya lamat-lamat. Seolah kedatangannya salah alamat. Cahayanya tak lebih dari lampu senter. Serupa noktah kecil di kaca yang lumer.
Jangankan kicau merdu burung-burung. Angin yang datang bergulung-gulungpun terkurung. Di layar televisi dua puluh inchi. Tertangkap lebar mata tak lebih dari dua setengah centi.
Hidup di dalam kotak sabun sungguhlah seperti penyamun. Harus selalu berjaga-jaga. Waktu bisa menangkap kapan saja. Dalam jeruji keterpurukan luar biasa.
Melarikan diri? Sulit sekali. Kotak ini penuh dengan labirin tali temali. Bunuh diri? Sering terjadi. Ketika kekuatan hati tak lagi sanggup menaklukkan sunyi.
KL, 15 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H