Adalah ketika gumpalan kabut
tiba-tiba menyeruak menumbuhi benak
gelap lalu semena-mena hinggap
seperti serbuan serombongan ngengat
pada serpihan cahaya yang berjatuhan
Ingatan banyak dilupakan
karena lupa lebih mudah tumbuh di kepala
sedangkan ingat justru dibebat kuat-kuat
supaya tak bergaduh dengan rasa ngilu
lantas berkelahi dengan masa lalu
Kemelut bisa datang kapan saja
berwujud apa saja
bertetesan menumpangi gerimis
atau malah mengendarai tangis
dengan tali kekang dari hati yang teriris-iris
Ibarat kuda, kemelut terjadi saat surai-surainya dilipat angin
larinya kemudian tak terkendali, hingga terjungkallah semua ingin
ibarat jendela, kemelut terbuka begitu kacanya retak akibat cuaca
tak ada yang bisa dilihat, sepasang mata akhirnya hanya digunakan berpura-pura
ibarat lautan, kemelut membadai ketika gelombang melompati puncak karang
perahu-perahu berbalik haluan, menuju pantai dimana cahaya masih membagi terang
Bogor, 10 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H