Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Rindu, Cinta dan Kenangan

21 Juli 2018   12:44 Diperbarui: 21 Juli 2018   13:01 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada rindu aku sempat berkata; ini lubang luka yang pernah kau tinggalkan dahulu.  Sekarang menjadi sarang kupu-kupu.  Mereka merawat kepompongnya di situ.  Kelak bisa menjadi rumah tinggal jika kau bersedia kembali kepadaku.

Kepada kekecewaan aku tinggalkan pesan; seluruh kecemasan ketika kau begitu menyayangiku, mencengkeram erat masa lalu.  Aku seperti laksamana yang kehilangan armada.  Terkatung-katung di samudera tanpa navigasi.  Hanya berbekal petunjuk bintang di langit dan sedikit sisa mimpi.

Kepada cinta aku memaksa untuk mendengarkan sebuah berita; pantai adalah tempat di mana aku pertama kali jatuh cinta.  Aku menitipkan semua rasa di istana pasir kwarsa.  Aku berjanji akan mencari jejaknya sekuat gladiator, hingga akhirnya kudapatkan tandanya masih menyala seterang obor.

Kepada kenangan aku menulis satu buku penuh mengenai harapan; aku masih bersandar pada satu keyakinan.  Kenangan bukanlah genangan yang mudah terbuang ke selokan.  Kenangan bagiku tak ubahnya beberapa bait syair yang terekam bersamaan dengan datangnya air yang mengalir.  Setelah hujan tak henti-henti dicurahkan oleh mendung tebal yang memerankan dirinya sebagai penyihir.

Kepadamu, ada satu baris kalimat yang mesti kau dengar dengan khidmat; aku rindu kamu karena tentu saja aku cinta kamu, seutuh kenangan yang tak pernah lekang seperti kunang-kunang yang selalu hadir ketika malam tak disinggahi terang.

Kampus Fahutan IPB, 21 Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun