Pengeras suara dari langit padam. Â Tenggorokannya tersedak tulang ikan. Â Lautan mengering seperti lapak ikan asin yang terlalu garing. Â Nampak palung begitu dalam dengan bangkai kepiting laba-laba dan hiu goblin. Â Sisa terumbu karang mengeluarkan asap tipis seolah dukun sedang meniupkan hawa magis. Â Itu semua pawai kematian yang tragis.
Khayalan langka dan gila dari seorang yang bermimpi dunia beranjak mati. Â Karena kesengajaan yang tak bisa dimengerti. Â Langit dilubangi, udara diracuni, bumi disusui cairan basi. Â Oleh sebab musabab tak beradab. Â Demi peradaban yang dipaksa menyerah pada adab.
Jika kejadian berikutnya ternyata laut benar-benar menjadi pekuburan raksasa. Â Mengubur segala hal yang biasanya mengeluarkan karbondioksida. Maka mari bersama mengadakan upacara akbar. Â Bagi musnahnya kisah manusia akibat ketamakan barbar.Â
Nisan bersusun setinggi piramida. Â Berundak-undak seperti anak tangga menuju stupa. Â Terdiri dari tulang-tulang bertumpang tindih. Â Bercampur dengan kelupasan zaman yang merintih perih.
Mimpi buruk ini sungguh-sungguh sampai pada puncak letih!
Jakarta, 19 Juli 2018Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H