Kelima orang ini berkumpul di ruang kemudi. Kali ini Ben mengambil alih situasi. Dia yang paling ahli tentang perkapalan. Sambil tetap mendapatkan pencahayaan dari mata Cindy, mata Ben tak henti mengamati layar monitor kecil yang berjajar di hadapannya. Meskipun monitor itu tidak ada yang menyala, setidaknya Ben berusaha keras memahami apa fungsi masing-masing.Â
Ini untuk koordinat dan navigasi. Ini untuk memantau tingkat kedalaman lautan. Ini untuk sonar. Ini untuk menghindari collision. Ini untuk memonitor ikan-ikan besar. Banyak sekali! Â Ben mengucek matanya, Â lalu monitor yang ini untuk apa?
Semua memperhatikan Ben yang sedang berkonsentrasi pada pekerjaannya,"ini seharusnya jauh lebih mudah jika monitor ini bisa menyala," keluh Ben menyeka keringat di dahinya,"semua ini barang-barang modern. Â Bahkan ultra modern! Â Sepertinya ini adalah sebuah kapal riset,"Ben melanjutkan.
Rabat teringat sesuatu. Sambil meraih satu-satunya senter yang ada di ruang kemudi kapal, dia berlari menuju ruang mesin di bagian bawah kapal.Ran paham apa yang dimaksud Rabat. Dia membiarkan saja dan berdoa dalam hati semoga Rabat berhasil.Â
Tak lama kemudian terasa guncangan halus pada badan kapal. Seolah kapal ini memberitahu mereka bahwa mereka semua adalah majikan barunya. Setelah guncangan itu, semua lampu dan layar monitor menyala. Kapal itu mendadak seterang siang. Rupanya Rabat berspekulasi menghidupkan generator kapal. Dan dia berhasil.
Semua orang saling pandang dengan wajah gembira. Cahaya dari mata Cindy otomatis menghilang begitu ruangan itu diterangi sinar lampu. Ben dengan antusias mengamati lagi semua layar monitor. Sedangkan Ran mengedarkan pandangan ke sekeliling. Mencari-cari alat komunikasi. Mungkin ada harapan mereka bisa berhubungan dengan dunia luar.
"Ah ini monitor apa?!" setengah berteriak Ben menunjuk ke salah satu layar monitor besar yang terpisah dengan layar monitor lainnya. Layar monitor itu tersegmen menjadi 6 bagian. Â Masing-masing memonitor beberapa tabung besar di ruangan yang juga terpisah.Â
Semua memperhatikan apa yang ditunjukkan Ben. Termasuk Rabat yang sudah kembali bergabung dengan mereka. Tabung-tabung besar itu entah berisi apa tapi layar monitor ini menunjukkan banyak sekali indikator tentang kehidupan.
Heart beat, blood pressure, oxygen, poisonous, dan banyak lagi yang sebagiannya tidak mereka mengerti. Kecuali Tet. Tet paham hampir semua ini. Wajahnya nampak sangat penasaran. Â Ini layar monitor yang memantau sebuah kehidupan. Tapi kehidupan apa? Apakah ada manusia yang tersisa di kapal ini? Â Mungkin manusia yang dicryo? Â Tet semakin penasaran.
----
Semua orang berkumpul di ruang kemudi. Berunding. Mereka memutuskan harus bertindak hati-hati. Kapal misterius ini pastilah sudah atau sedang melakukan riset luar biasa. Â Entah apa, tapi pastilah sesuatu yang besar.Â
"Kita cari ruangan yang ada di monitor ini. Aku yakin sekali bahwa kapal ini membawa sebuah misi khusus sehingga terdampar ke tempat aneh ini," Tet memulai diskusi. Â Di kepalanya berputar sebuah gambar. Tapi dia belum mau bercerita kepada teman-temannya. Dia harus membuktikan teorinya terlebih dahulu nanti.
"Hati-hati. Bisa saja yang di dalam tabung itu sesuatu yang berbahaya. Kita pergi menyelidik bersama-sama," Ran menyampaikan kekhawatirannya.Â
Cindy sepertinya tidak terlibat dalam percakapan serius itu. Matanya yang hitam terus saja menatap layar monitor. Ada sesuatu di sana yang mengusik hatinya. Intuisinya mengatakan Ran benar. Benda dalam tabung itu sesuatu yang berbahaya!
Sebelum esok hari menjelajahi setiap jengkal kapal, akhirnya diputuskan malam ini mereka beristirahat di dalam ruang kemudi. Banyak kursi reclining yang bisa dipergunakan untuk tidur. Â Ada juga kasur lipat yang tersedia. Terlalu beresiko untuk bermalam di kamar awak kabin yang banyak tersedia di bawah. Tidak ada yang tahu apa yang sedang mengintai mereka di kapal misterius ini. Â Lebih baik berada di tempat ini. Â Mereka bisa mengawasi seantero kapal dari layar monitor.Â
----
Malam berlalu dengan baik-baik saja. Tidak ada yang istimewa. Pagi ini situasi laut tenang sekali. Permukaannya seperti kaca yang bening. Memantulkan warna kebiruan yang begitu dalam. Â Menegaskan bahwa laut adalah penyimpan rahasia terhebat di muka bumi.Â
Sejak fajar mulai menampakkan raut mukanya yang sumringah, semua anggota team sudah terbangun. Malam tadi mereka tidur nyenyak sekali. Bisa jadi karena akumulasi kelelahan yang teramat sangat. Â Atau bisa juga karena untuk pertama kalinya mereka merasa berada di tempat yang aman dan berperadaban.
Kecuali Cindy. Gadis yang bertransformasi ini beberapa kali harus terbangun dari tidurnya. Telinganya yang tajam menangkap gerakan-gerakan halus dari ruang bawah kapal. Â Gerakan itu tidak mencurigakan Cindy. Â Namun yang membuat Cindy sama sekali tidak tenang adalah suara lain yang menyertai gerakan halus itu.Â
Suara goresan pada dinding kapal. Â Sebuah suara mengerikan dari benda tajam yang dengan sengaja menggores-gores dinding kapal. Mirip suara pedang yang diasah atau suara cakaran harimau pada batang pohon saat menajamkan kukunya. Â Cindy merahasiakan ini dari teman-temannya. Â Untuk sementara.Â
Setelah membersihkan muka dan menyantap makanan kaleng seadanya yang bisa ditemukan di lemari es ruang kemudi, team ekspedisi bersiap-siap. Hari ini sangat penting. Â Mereka akan meneliti setiap inchi kapal sampai tidak ada yang terlewat. Â Selain hendak memeriksa ruang aneh yang mereka lihat di monitor ruang kemudi, mereka juga berharap bsia menemukan alat komunikasi apapun bentuknya. Â Apapun.
Ran memimpin teman-temannya. Â Mereka mulai dari deck haluan kapal. Menemukan kemudi kapal di anjungan. Kemudi yang persis seperti kemudi kapal zaman pirate of carrabean. Â Kemudi yang sesungguhnya hanya menjadi pajangan saja supaya orang-orang mengira kapal yang dilapis kayu ini adalah kapal tua. Â Penyamaran yang sempurna. Â Apabila dilihat dari luarnya saja.
Mereka terus menelusuri semua tempat dan ruang yang ada di kapal aneh ini.  Deck pertama adalah kabin-kabin awak kapal dan para peneliti.  Kabin yang mewah dan nyaman.  Dilengkapi dengan dapur dan ruang makan yang wah.  Deck kedua kamar-kamarnya lebih kecil namun ada 2 bagian ruangan paling menarik yang membuat mereka terkejut bukan kepalang.Â
Satu ruangan medis yang canggih dan mutakhir. Â Penuh dengan peralatan medis selengkap rumah sakit besar. Â Ruang medis itu bisa menampung 10 ranjang perawatan. Â Beberapa lemari obat ada di situ. Â Ran yang seorang dokter memastikan bahwa lemari-lemari itu jauh lebih lengkap koleksi obatnya dibandingkan apotek rumah sakit sekalipun. Â Ckckck!
Ruang berikutnya adalah ruang senjata!  Ini lebih gila lagi!  Arsenal yang tersimpan di ruangan itu terdiri dari bermacam-macam senjata.  Mulai dari pistol kaliber kecil, senapan pembius berbagai kaliber, hingga peluncur roket berpandu laser!  Malah ada satu lemari kaca terpisah yang menyimpan beberapa senjata berbentuk aneh.  Rabat sampai merasa dirinya sedang mengunjungi Fort Knox dan Area 51 sekaligus.
Berarti kapal ini adalah kapal riset yang dikawal para serdadu bersenjata lengkap. Â Tapi untuk apa? Â wajar saja jika ada keamanan di setiap kapal riset, namun ini rasanya berlebihan. Â Bahkan mungkin kelengkapan senjata yang ada melebihi kelengkapan senjata pasukan elit manapun yang ada di dunia.
Deck paling bawah kapal adalah bagian terakhir yang mereka datangi. Â Sebelum masuk mereka dihadapkan pada sebuah kerumitan. Â Pintu itu terbuat dari baja dan terdapat tombol security acces agar bisa masuk. Â Bahkan disertai juga finger printer dan cornea identificator! Â Ada tulisan besar di atas pintu itu, LABORATORIUM.
Semuanya saling pandang. Â Ini brankas! Bukan laboratorium! Â Cindy sedikit lega. Â Dengan level pengamanan maksimum seperti ini, berarti apa yang ada di dalam adalah sesuatu yang sangat berharga..... atau berbahaya. Â Dinding baja setebal 3 inchi ini bukan difungsikan menghalangi pembobol masuk, namun lebih menghalangi apa yang ada di dalam agar tidak keluar!
----
Jakarta, 10 Juli 2018
Selanjutnya; Negeri Tulang Belulang (Skenario Mengerikan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H