Mengepul asap bukan dupa. Â Tapi cahaya bulan yang menerpa puncak menara kaca.
Bau menyengat bukan dari kemenyan. Â Tapi wangi melati menguar berkejaran.
Suguhan sesajian dari malam kepada para pecintanya yang memilih terjaga sambil melafalkan nama dan kerinduan. Â Kepada Yang meniupkan ruh dan menentukan ajal.
Gemuruh suara mendirikan bulu roma mengetuk pintu langit tapi bukan jampi atau mantra. Â Namun doa-doa yang berjajar mengantri menunggu ditandatangani oleh malaikat penerima. Â Sebelum diteruskan kepada Yang terbaik dalam mendengar.
Hening memanjati dinding hati tapi bukan sunyi. Â Menyelam ke bagian paling dasar dari sadar. Â Lalai dan lupa lalu ditemukan di pojokan. Â Menunggu dibersihkan menggunakan sapu ijuk yang dianyam dari kekuatan cinta. Â Kepada Yang terbaik dalam mengambil sebuah keputusan.
Bogor, 23 Juni 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H