Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Wajah Laut yang Menyurutkan Maut

8 Juni 2018   20:32 Diperbarui: 8 Juni 2018   21:20 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Plastik-plastik mengambang

Menyaru layaknya ganggang

Permukaan laut dihias mural tak beradab

Digambar seadanya oleh tangan-tangan gagap

Wajah biru itu berubah pucat sembab

Ikan-ikan tertipu

Dikiranya itu terumbu karang jenis baru

Bersarang di antaranya

Hanya untuk mendapati insangnya

Terlilit kuat sampai pecah membusa

Plastik-plastik memantulkan luruhnya ribuan sisik

Menunggangi puncak ombak tanpa tabik

Laut bukan lagi etalase kaca

Tempat biota memamerkan kemolekannya

Jika nanti laut telah menjadi selokan

Mampat oleh tumpukan plastik segunung anakan

Saat pasang menampilkan pertunjukan monoton

Saat surut memanggungkan opera tanpa penonton

Bopenglah muka bumi!

Timbullah amarah matahari!

Yang terjadi berikutnya mengenaskan hati

Seluruh isi laut mencoba bunuh diri

Di tengah badai buruk tiada henti

Jakarta, 8 Juni 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun