Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jendela

27 Mei 2018   06:23 Diperbarui: 27 Mei 2018   08:18 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuka pagi yang ditukangi harapan.  Akan udara lembut menyapa.  Embun yang bertanya.  Malammu tadi seperti apa.

Wangi ikut masuk berhamburan.  Membawa kabar yang dituliskan bunga-bunga.  Tentang duri dan juga warna. 

Dari jendela, makna hari-hari ditangkap.  Oleh tempat yang disebut rumah.

Dari jendela, arti matahari diperangkap.  Oleh rumah yang disebut cangkang.

Dari jendela, tempias hujan diterima.  Oleh pikiran yang sering kekeringan.

Dari jendela, bias cahaya dipantulkan.  Oleh hati yang dibelenggu kegelapan.

Bogor, 27 Mei 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun