Citra juga sedang bergelut dengan begitu banyak rekaan di kepalanya. Â Pikirannya mengembara di sebuah tempat yang memerangkapnya dalam kepedihan berabad-abad. Â Sebuah tempat yang membunuh cinta, harga diri serta jasadnya.Â
Pedih itu sangat terasa dalam membekas di hatinya. Â Setelah menemukan manuskrip kuno di museum yang menjadi tempat tinggalnya selama ini, manuskrip yang berisi ramalan bahwa dia punya kesempatan untuk memperbaiki semua jika dibantu oleh seorang laki-laki yang merupakan reinkarnasi dari Hayam Wuruk lalu bersama-sama memasuki Gerbang Waktu kembali ke masa-masa sebelum perang Bubat yang tragis itu terjadi.
Citra sangat bersyukur. Â Meskipun melalui kehebohan di museum, dia berhasil menemukan pemuda yang dicarinya. Â Pemuda yang sekarang duduk di sampingnya sambil melamun. Â Citra membaringkan kepalanya di bahu Raja. Â Merasakan sebuah ketenangan yang luar biasa.
Raja menatap rambut hitam berkilau itu dengan iba. Â Dia sudah menetapkan hati untuk membantu gadis itu apapun resikonya. Â Dipeluknya Citra dengan hangat. Â Raja yakin ini pasti tidak mudah. Â Sebuah petualangan di luar nalar sedang menunggu untuk dimasukinya.
Raja tersenyum penuh semangat. Â Diciumnya rambut sewangi pandan itu sebagai tekad dimulainya petualangan....
-----
Bersambung...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H