Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lansekap yang Memucat

10 Mei 2018   16:57 Diperbarui: 10 Mei 2018   17:24 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

didorong cuaca

kemarau di ujung mata

begitu juga kehausan

mulai merajam tenggorokan

Ketika bumi dan pagi digambar secara bersamaan

seolah pasangan sedang berbulan madu di keramaian

bisikan cinta menjadi tawar menawar

siapa nanti yang lebih dulu mengasinkan garam

di riuh rendah badai lautan

Ketika langit dan pagi dijadikan puisi

syairnya begitu sempurna mengisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun